Minggu, 11 Januari 2015

Pengalaman Semester 3 di 2PA03

oleh Meutia Amalina



Let me tell my story as long as 3rd term on 2PA03. ^^

Pertama kalinya aku tau saya masuk kelas 2PA03, saya menanyakan teman-teman saya di kelas 1PA05, kelas saya dulu saat tingkat I, siapa saja yang masuk di kelas 2PA03. Ternyata yang masuk di kelas ini bukanlah teman-teman dekat saya. Lalu saya tidak menganggap hal ini sebagai hal yang terlalu serius, karena teman bisa dicari di mana saja.

Beberapa minggu setelah pengumuman masuk di kelas mana, lalu disebarkanlah jadwal mata kuliah selama semester 3. Ternyata harinya berbentrokan dengan jadwal les bahasa Jepang saya yang dijadwalkan pada hari Sabtu. Saya mengalami kegalauan selama berhari-hari, karena saya sangat ingin menguasai bahasa Jepang agar setelah selesai S1 saya dapat melanjutkan pendidikan saya di Negeri Sakura tersebut.

Saya menanyakan pada teman-teman saya bagaimana caranya untuk pindah kelas. Setelah itu saya berkenalan dengan Siti, teman saya di kelas saat ini, dia juga ingin pindah kelas. Kami merencanakan untuk pergi ke BAAK untuk mengurus perpindahan kelas. Setelah tiba di BAAK, dipasang pengumuman yang bertuliskan “Perpindahan kelas tidak dapat dilakukan” kurang lebih seperti itu kalimatnya, lalu aku merasa sedih yang sangat mendalam, karena saya harus melepaskan les bahasa Jepang saya yang pada saat itu baru selesai tingkat 1.

Hari pertama saya masuk, saya janjian dengan Siti untuk pergi bersama ke kelas. Setelah saya tiba di kampus, Siti sudah menunggu di depan gedung 3 bersama dengan teman sekelasnya dulu, dia bernama Sanna. Hari pertama masuk ini penuh dengan tantangan, ruangan kelasnya berada di lantai 5, pagi-pagi sebelum belajar kita ditantang untuk berolahraga terlebih dahulu. Setelah tiba di kelas, saya memandang suasana kelas yang ternyata sangat berbeda dari dugaan saya. Karena pengalaman saya waktu SMP dan SMA dulu saya duduk di kelas yang “berbunyi” 3 di belakangnya, kelas tersebut sangat berisik, berantakan, pokoknya paling sering diomongin sama guru-guru di sekolah. Tetapi kelas ini sangat sepi, tentram, dan damai. Namun masih tersimpan di benak saya, “mungkin ini hanya awal karena kita belum mengenal satu sama lain, jadi masih sepi”.

Mata kuliah pertama adalah Psikologi Sosial, saya merasa sangat senang tidak pindah kelas karena dosennya sangatlah ramah dan menyenangkan. Setelah itu, saya diajak Siti dan Sanna untuk makan siang. Mereka mengajak saya makan bersama temannya saat di kelas 1 dulu. Saya merasa sangat canggung, di situ saya hanya terdiam sambil melihat keluar apakah ada orang yang saya kenal, dan ternyata ada 2 teman saya yang sedang jajan, namun mereka ada di sebrang jalan, dan aku hanya melihatnya saja. Setelah itu, kami masuk ke kelas mata kuliah kedua yaitu Statistika. Di kelas itu, saya berkenalan dengan teman-teman 2PA03 yang menurut saya baik. Saat itu saya berkenalan dengan Resti, dia juga duduk di sebelah saya. Dia merupakan anak yang paling pendiam diantara anak-anak pendiam lainnya termasuk saya. Setiap dia masuk ke kelas mata kuliah apapun dia hanya sendiri. Saya bingung sekaligus kasihan apa yang harus saya lakukan, jadi jika ada bangku kosong di sebelahnya, saya duduk di sebelahnya dan mengajaknya mengobrol.

Beberapa hari kemudian, pada hari Sabtu mata kuliah Klinis, saya merasa sangat senang karena dosen-dosen yang mengajar kelas 2PA03 benar-benar menarik dan membuat saya nyaman. Dosen mata kuliah Psikologi Klinis ini sangat lucu dan gemar sekali melawak. Di kelas ini saya juga berkenalan dengan anak yang pada saat itu menyendiri juga, dia bernama Maharani atau yang biasa dipanggil Rani. Kasusnya dia ternyata lebih menyedihkan dari Saya dan Resti, dia ada teman sekelasnya dulu yang masuk 2PA03.

Setelah beberapa hari, saya juga berkenalan dengan Ayu yang ternyata naik kereta juga ke arah Jakarta, jadi saya sering pulang bersamanya.

Lambat laun, saya mulai terbiasa dengan anak-anak di kelas 2PA03. Dan benar dugaan saya di awal, bahwa keheningan kelas hanya berlangsung sementara karena belum mengenal satu-sama lain, namun juga tidak seberisik seperti saya SMP dan SMA dulu, mungkin karena kami sudah sadar untuk bisa tenang pada saat-saat tertentu.

Saya masih tidak bisa meninggalkan saya untuk “mencari jodoh” kata lain dari mencari seminar gratis di UI. Sambil menyelam minum air, sambil seminar atau workshop, sambil memandang cowok-cowok kece di UI. Ketika saya menemukan seminar, saya menghubungi Rani untuk ikutan seminar. Dan Rani pun juga mengikuti kebiasaan saya mencari cowok-cowok kece di UI.
Banyak sekali suka dan duka saat semester 3 ini. Resti yang saya kenal sebagai anak yang paling pendiam diantara yang diam lainnya, ketika saya jalan bersama ke Margo City bersama dia dan Ayu, ternyata Resti benar-benar beda sekali dari pandangan pertama saat saya masuk 2PA03. Dia sangat heboh dan ketika berbelanja dia seperti ibu-ibu, karena pada saat seusia kita biasanya berbelanja jajan-jajanan, dia berbelanja sayur-sayuran. Itu karena dia anak kost-kostan.

And for the first time as long as I studied in Gunadarma University, saya yang tidak pernah melirik atau tertarik dengan cowok-cowok di sini, akhirnya saya menemukan seseorang yang menurut saya baik. Namun rasa ini tidak berjalan lama, karena saya sudah mengetahui perasaannya dia terhadapku. Saya juga tidak ambil pusing untuk terhanyut dalam kegalauan, saya berprinsip “masih banyak yang lain yang lebih baik dan lebih menyayangi saya, kenapa saya harus galau?”. Lagi pula saya masih ingin mewujudkan cita-cita saya yang utama, yaitu mengelilingi dunia dan menyebarkan budaya Indonesia ke seluruh dunia, jadi saya tidak menganggap hal itu sebagai hal yang menggalaukan.



Mungkin cukup dulu cerita saya selama semseter 3 ini, sebenarnya masih sangat banyak yang ingin saya ceritakan. If you want to know me more in, please follow my twitter @meutiama. 

どうもありがとうございました!
www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net